Tuesday, December 15, 2009

HABIS BELAJAR GAZA BEBAS MAIN KOMPUTER



Sekarang Gaza sudah bisa baca walau seusia Gaza seharusnya masih di Play Group tapi Gaza ngak mau di Play Group dia mau langsung ke SD (sekolah Dasar)
"Play Group khan untuk anak kecil, Gaza khan sudah besar, bisa baca dan bisa main komputer iya khan?" itu saja pertanyaan putraku setiap kali ditanya orang, tentang sekolah dimana.
Sekarang dia punya jadwal membaca sendiri buku Bobo atau buku dongeng anak-anak dengan gambar-gambar menarik.Habis itu Dia main komputer seharian.
Read more...

Saturday, November 7, 2009

ASYIK JALAN-JALAN DI RUMAH NENEK


Wah liburan kemaren waktu Lebaran heboh banget, karena Putraku Gaza punya banyak sekali rencana yang aku abadikan tanpa sepengetahuannya

















Read more...

Thursday, October 15, 2009

LIBUR TELAH TIBA


Libur telah tiba...
Libur telah tiba...
Hore..hore...hore...

Begitulah lirik lagu yang dinyanyikan oleh Tasya. Lagu yang sangat ceria yang bisa mewakili perasaan polos anak-anak, seperti perasaan Gaza pada saat ini.
Hari ini Gaza akan ke tempat Nenek di Jawa.
Pagi jam 09.00 Gaza sudah sibuk mengumpulkan mainan yang akan di bawa ke tempat Neneknya. Gaza sangat gembira pada saat itu.


Jam 13.45 pesawat terbang mambawa kami dari Batam ke Yogyakarta yang ditempuh dalam waktu 2 jam. Setiba di Bandara Adisucipto Gaza sudah dijemput sama Nenek dan adik-adik sepupunya...Heboooh!!

Tibalah perjalanan berikutnya menuju ke kota kecil Purworejo, Jawa Tengah. Kami semua diangkut dengan espass. Disepanjang jalan Gaza cerewet menyakan apa saja yang dia lihat. yang membuat orang yang di dalam mobil itu pada gemes.

Perjalanan di termpuh dalam waktu 4 jam sedikit molor dari waktu biasanya yang hanya 2 jam (maklum lebaran banyak jalanan macet). Tapi aku bangga sama Gaza dia nggak nakal atau meminta jajanan di jalan. Dan selama di tempat Neneknya Gaza juga sangat menyenangkan...
Read more...

Monday, September 14, 2009

BUNDA, GAZA LUPA…

Di Bulan Ramadan ini jadwal harianku bersama Gaza memang sedikit berubah. Setiap pagi boleh dikatakan lebih santai dari pada biasanya, dan setiap sorenya biasanya sudah tersusun jadwal berbuka puasa diluar yang sudah dipersiapkan sejak pagi. Jadwalku dengan Gaza memang sedikit aneh jika dibandingkan dengan keluarga-keluarga yang lain dimana berbuka puasanya berkumpul dengan keluarganya dirumah. Sedangkan aku lebih praktis beli diluar dikarenakan Ayahnya Gaza sangat sibuk dengan pekerjaannya dan tidak memungkinkan untuk berbuka puasa bersama keluarganya dirumah.


Seperti beberapa hari yang lalu aku berencana berbuka puasa diluar, aku mengajak Gaza. Aku memang sudah berencana makan disuatu tempat, maka berangkatlah sore itu ke tempat yang dituju yaitu M Mall. Tiba-tiba ditengah jalan Gaza memberikan ide:
“Bunda, kita makan di KFC khan? Gaza ingin makan di KFC, Bunda.” Tanyanya dengan sedikit merajuk.”
“Hayuuuk…” jawabku menghiburnya.

Tibalah kami di M Mall, dan hari sudah mendekati waktu maghrib beberapa menit lagi. Aku langsung bergegas ke tempat makan tujuanku karena takut tidak kebagian tempat duduk. Saat bergegas menuju tempat makan, kami melewati KFC tempat makan pilihan Gaza. Disini aku memang sengaja tetap ke tujuan semula alias sedikit mengalihkan perhatian Gaza. Dan saat itu Gaza tidak protes sedikit pun.

Setelah kurang lebih 50 m jaraknya dari posisi KFC, tiba-tiba Gaza berhenti dengan wajah sangat serius sambil mengingat sesuatu:
“Bunda, Gaza lupa..” katanya sambil mengingat sesuatu dengan seriusnya.
Berarti sesuatu yang sangat penting, soalnya Gaza tidak biasanya berbuat demikian.
“Gaza lupa apa?” tanyaku dengan serius. Aku betul-betul ingin membantunya untuk mengingatkan sesuatu: “Topinya Gaza Ya, khan ada di tas Bunda.”Aku menyebutkan sesuatu untuk membantunya mengingat sesuatu.”Bukunya Gaza juga di tas Bunda.” Lanjutku lagi.
“Bukan, bunda…” jawabnya
“Terus Gaza lupa apa, dong?”
“Bunda, Gaza lupa belum makan KFC.” Katanya dengan wajah yang berbinar karena telah menemukan sesuatu yang hilang.
“Ok siapa takuut…” jawabku dengan kepingkal-pingkal melihat tingkah Gaza.

Gimana tidak tinggal bilang saja kalau makan di KFC (toh belum tentu setiap bulan makan disitu) pakai acara bilang lupa sesuatu segala. Gaza…bikin bunda Gemesssh.



Read more...

WADUH…GAZA BUKA CELENGAN….

Gaza memang sudah dari usia 2 th sudah terbiasa menyisihkan uang untuk membeli sesuatu yang dia inginkan. Bukannya aku pelit sama putraku atau tidak mampu membelikan sekedar mainan murah, tapi aku memang sengaja melatih putraku untuk disiplin dengan uang. Seperti misalkan dia ingin bermain ke timezone aku tidak pernah menjanjikan hal-hal yang membuat dia ketagihan, maka aku selalu bilang:

“Gaza, mau main ke Timezone khan? Gaza harus nabung dulu ya, biar nanti Gaza mainnya bisa lama.”

Jadi bisa diartikan kalau Gaza gak nabung berarti gak ada jatah bermain. Dan untuk hal itu aku sangat konsisten. Aku sih bisa aja menuruti kemauan dia untuk bermain ke timezone setiap saat, tapi dia nanti jadi ketagihan dan kurang peka dengan keadaan keuangan orang tua.

Kebetulan juga Gaza tidak menyukai jajanan warung, biasanya jajanan sudah aku stok setiap bulan dirumah. Atau aku sengaja membelikan roti kesukaannya dari sisa uang belanjaku setiap hari. Ya Alhamdulillah sekarang aku melihat hasil dari pola asuhku, aku sangat bangga.

Seperti beberapa hari yang lalu, Gaza membongkar celengannya karena sudah terlalu berat.
“Bunda, celengan Gaza dibuka ya…”rajuknya kepadaku.
Aku tahu dulu waktu dia memulai menabung dia pernah bilang mau beli mobil-mobilan mini (hot wheel) yang satu set harganya bisa ratusan ribu.
“Memangnya Gaza mau beli apa?” tanyaku
“Gaza mau beli mobilan, main Timezone sama mau makan KFC bunda.” Jawabnya dengan polos.

Aku sangat terharu, sekaligus bangga. Terharu karena aku memang sengaja jarang mengajak Gaza makan di KFC maupun bermain di time zone. Bangga karena aku melihat kebanggaan di mata putraku bahwa dia mampu membeli makanan dan mainan dengan uang hasil tabungannya sendiri.

“Bunda, Gaza hatinya jadi senang, Gaza gak sedih bunda.” Katanya dengan mata yang berbinar. “Bunda Gaza nanti nabung lagi, khan?” tanyanya yang aku balas dengan pelukan.
Gaza…gaza






Read more...

Sunday, August 23, 2009

GAZA MAU BICARA ANTARA 'BUNDA DAN GAZA'...

Gaza memang ada saja kelakuan ataupun celotehan yang membuat aku tertawa. Seperti kejadian beberapa minggu terakhir ini, Gaza selalu membuat 'onar' entah itu menggoda temannya atau jahilin tantenya sehingga teman ataupun tantenya marah. Jika pas terjadi demikian biasanya aku langsung turun tangan dengan memanggil Gaza untuk aku peringatkan secara halus.
"gaza, sini sebentar nak bunda mau bicara berdua ANTARA ANAK SAMA BUNDANYA saja..." perintahku kepada Gaza untuk aku ajak berbicara empat mata.
"Iya bunda..." jawabnya
"Lihat mata bunda!" perintahku dengan lembut supaya Gaza mendengarkan nasehatku."Bunda gak suka melihat anak bunda nakal sama temannya atau sama tantenya, nanti kalau anak bunda gak punya teman gimana dong? bunda jadi sedih..." aku menjelaskan kesalahan Gaza.
"Iya bunda, Gaza minta maaf ya." jawabnya penuh penyesalan."
"Gaza kalau minta maaf sama temannya atau sama tantenya ya."jelasku lagi
Alhamdulillah putraku menuruti dan mengakui semua kesalahannya.

Namun beberapa hari kemudian ada kejadian lucu yang dilakukan Gaza. Pas kebetulan waktu itu aku membuat kesalahan dengan tidak sengaja merobek buku gambarnya. Tiba tiba Gaza menegurku:
"Bunda lihat mata Gaza, Gaza mau bicara ANTARA GAZA SAMA BUNDA, kenapa bunda sobek buku gambar Gaza? nanti Gaza gak punya buku gambar lagi..." tanyanya sambil bediri tegak didepanku.
Aku langsung memeluk tubuh putraku Gaza dengan penuh penyesalan.
"Bunda minta maaf ya, bunda gak sengaja sayang...bunda menyesal sekali." jawabku dengan nada memohon ampun.
"Iya bunda..." katanya dengan lembut.

Aku terharu sekaligus tertawa dan bangga melihat sikap putraku. Dia sangat dewasa dan bisa diajak berbicara layaknya orang dewasa...




Read more...

Wednesday, August 5, 2009

ASYIIK...GAZA SUDAH BISA BACA

"DI DA DA BU DI A DA DE BU"
"I BU BA GI GA DO GA DO"
"FI DO JA GA KU E FI FI"
"DI FA CU CI BA JU A BU A BU"


Begitulah putraku Gaza kalau belajar membaca. Diusianya 4 th dia sudah bisa merangkai kalimat, walaupun dengan terbata-bata dia mengejanya.

Alhamdulillah sekarang tulisan apapun yang dia lihat dengan penuh semangat dia akan berusaha membacanya. Bahkan dia sekarang sudah mulai mengenal sms via hand phone dan dia kirim ke ayahnya yang sedang di kantor. Yah, walau yang di tulis baru kalimat sederhana, sepert:

"a ku ma u bo bo"

Hi hi lucu ya, kadang aku senyum-senyum sendiri melihat tingkah putraku itu. tapi aku bangga banget sama putraku.

Sekarang aku lebih ketat mengawasinya dari tontonan TV atau buku- buku yang tidak sesuai dengan usianya karena sekarang apapun sudah bisa dia baca...

Mengawasi dia adalah pekerjaan sangat menyenangkan...alias banyak kejadian lucunya....


Read more...

Friday, July 10, 2009

GAZA "EMOSI"...BUNDA

Setiap hari ada saja celoteh lucu Gaza. Seperti tadi pagi. Tidak tahu kenapa Gaza marah-marah. Aku coba dekati untuk mengetahui penyebab kemarahannya.
“Mas Gaza kok marah-marah kenapa? Marah sama Bunda ya?” tanyaku
“Gaza nggak marah sama Bunda.” Jawabnya
Cuma aku masih curiga dan takut kalau-kalau Gaza tidak berani berterus-terang.
“Tapi, Bunda tahu Mas Gaza masih marah. Iya khan?” aku pura-pura menebak perasaannya. “Kenapa sih, Mas? Bunda jadi sedih. Mas Gaza gak mau khan melihat Bunda sedih?” aku pura-pura merajuk.

Mungkin karena perasaan Iba dan takut membuat aku sedih mungkin, akhirnya Gaza berterus terang.
“ Bunda jangan sedih ya, Bunda jangan marah ya, Gaza malas belajar…Gaza mau main aja sama teman-teman.”katanya dengan lembut di telingaku.
“Oo…Gaza marah karena itu…” Gumamku sambil mengangguk-angguk seperti menghadapi masalah serius.” Kalau Cuma karena gak mau belajar kenapa Gaza yang marah? Khan seharusnya Bunda yang marah.” Lanjutku lagi.
“Habis Gaza “Emosi” kenapa Bunda suruh Gaza Belajar. Main aja banyak-banyak Gaza khan anak kecil bukan anak besar, Gaza Emosi.” Jawabnya berapi-api. Mungkin kalau orang Dewasa “protes” kali ya…
Akhirnya aku memberikan pengertian dengan bahasanya dia kenapa dia harus belajar. Yang aku gak habis pikir…darimana Gaza mendapatkan kata “emosi”. Kalau ingat itu aku geli sendiri

Read more...

GAZA OH GAZA...

Gaza putraku kian lucu saja. Gimana nggak, banyak sekali tingkah laku maupun ucapan-ucapannya yang sangat lucu keluar dari mulutnya. Misalkan dengan tiba-tiba dia bilang :
“ Bunda, Gaza punya ide…” sambil menunjuk ke pelipis kepalanya dengan serius seolah-olah dia mendapatkan ide cemerlang. Padahal ide yang keluar dari mulutnya itu suatu permintaan untuk membolos belajar hari itu. Ngeselin tapi lucu.


Apalagi sekarang dia sudah berani jahilin Bundanya sama Ayahnya. Seperti kejadian baru-baru ini. Aku memang biasa menemani Gaza bermain, entah dokter-dokteran ataupun permainan lain Polisi-polisian. Nah ada kejadian lucu saat Gaza bermain dokter-dokteran dan aku yang jadi pasiennya. Sementara ayahnya waktu itu sedang tiduran sambil nonton TV.
Dengan gaya seorang dokter dia memeriksaku sambil menanyakan keadaanku:
‘’ Ibu sakit ya?” tanyanya
“ iya , Pak Dokter…”aktingku berpura-pura sakit.
“Suami ibu mana?” tanyanya lagi. Cuma pertanyaan yang dilontarkan ke aku itu membuat aku kaget dan tertawa karena lucu. Soalnya biasanya Gaza panggil aku Bunda.
“suami saya itu lagi nonton TV Pak Dokter…” jawabku sambil nunjukin ayahnya yang lagi di depan TV.
“Oo…gitu..”gumamnya sambil deketin ayahnya. Tiba-tiba dia bilang sama ayahnya, yang membuat aku jadi tertawa geli adalah cara dia berkata.
“Suami-suami, istrinya sakit suami…” katanya yang dijawab dengan tertawa geli ayahnya. “ Ini resep obat buat istrinya ya suami…belinya diapotik ya” lanjutnya lagi sambil memberikan coretan kertas yang pura-puranya sebagai resep dokter.
“iya, Pak Dokter…” jawab ayahnya dengan tertawa terpingkal-pingkal.

Read more...

Sunday, June 28, 2009

DENGAR...! GAZA MAU NYANYI...

Begitulah putraku kalau mau menunjukkan aksi panggungnya agar orang-orang melihat dan mendengarnya. Apalagi sekarang dia sudah punya penyanyi idola dan boyband favorit.

...hancur hancur hatiku...
hancur hancur hatiku...
hancur hancur hatiku...


Dengan membawa gagang sapu, atau benda apa saja sekenanya untuk dijadikan microphone dia bernyanyi dengan lincah menyanyikan lagu idolanya. Beberapa saat kemudian

Dia sudah beralih ke lagu yang lain dengan gaya seorang vokalis band favoritnya.

...suara dengarkanlah aku...
apakah aku ada di hatinya...
aku disini menunggunya...


Begitulah gaya putraku kalau dia lagi unjuk kebolehan didepanku.
Pernah suatu ketika aku tanya ke dia: "Mas Gaza, anak kecil khan gak boleh nyanyiin lagu-lagu anak besar." Apa jawab putraku?
"Ih bunda teman-teman gaza nyanyi lagu anak besar tapi mamanya gak marah." Aku baru sadar kalau putraku sudah pinter 'ngeles' kalau dinasehati.

Pernah suatu hari aku setelin seharian lagu anak-anak Idola Cilik, Apa komentar Putraku...
"Ih bunda itu khan lagunya anak kecil, Gaza gak suka..." Aku kaget dengar jawabannya.
"Emang Gaza sudah besar?" tanyaku soelah-olah penasaran ingin tahu.
"Udah Bunda, Gaza khan makannya banyak... Gaza suka bantu bunda goreng telur..." jawabnya dengan serius.
"Tapi khan Gaza belum sunat..."Lanjutku lagi pura-pura merajuk.
"sunatnya nanti bunda kalau Gaza sudah sekolah yang banyak (SD)."Jawabnya lagi.
"Kalau belum sunat berarti Mas Gaza masih kecil..." aku menerangkan ke Putraku.
"Terus kalau Gak boleh nyanyi lagu anak besar, Gaza nyanyi lagu apa dong?" Tanyanya sambil sedikit manyun mulutnya.
"Ya lagu anak-anak dong..." jawabku
"Bunda kalau lagu...'C...A minor...D minor...ke G...ke C lagi...boleh gak?" Tanyanya sambil menyanyikan refrain sebuah lagu...
"Boleh..." jawabku mengijinkan...karena lagunya jenaka dan santun untuk dinyanyikan anak-anak.
"Asyik...!...bunda AXIS Ya ('baik' jinggel sebuah iklan seluler)..."Teriaknya
"Ya iya dong..." jawabku.

Mulai saat itu Putraku kalau mau menyanyikan lagu sekiranya itu punya orang dewasa dia selalu minta ijin sama aku...GAZA...GAZA...I love you...
Read more...

Monday, May 4, 2009

"PENGEMIS ITU KASIHAN ...BUNDA"

Siang itu aku mengajak Putraku Gaza (4 th) ke Pasar traditional. Ini merupakan pengalaman pertama bagi Gaza aku ajak ke pasar yang keadaannya kotor dan bau. Memang pertama kalinya dia menginjakkan kakinya ke pasar tersebut meluncur berbagai komentar dari mulutnya....
"Bunda...eskokotor (eskalator) kotor ya...ih..bau...itu banyak kuman ya bunda..?" tanyanya dengan gaya cadelnya.
" Gaza gak mau pegang eskokotor (eskalator) bunda, nanti tangan Gaza kotor..." lanjutnya lagi.
"Tempatnya memang kotor Gaza...tapi kalau belanja disini harganya murah..." Aku berusaha menjelaskan kepada Gaza.
"Kalau di Mall mahal ya, bunda?" tanyanya lagi
"iya..." jawabku..

Beberapa jam kemudian begitu sudah selesai belanja aku dan Gaza pulang, sambil bergandengan tangan aku dan Gaza menuruni anak tangga pintu keluar pasar...
Tiba-tiba gaza berhenti didepan pengemis yang kedua belah tangannya cacat (diamputasi)...
" Bunda Gaza mau minta uang buat pengemis..." pintanya kepadaku
Aku berikan uang koin kepada Gaza untuk diberikan kepada pengemis.
"ini uangnya...kakek...." kata Gaza kepada pengemis itu.
"Diletakkan saja uangnya di ember itu Gaza, Kakeknya gak bisa menerima pakai tangan..." kataku mengingatkan Gaza.
Kejadian mengenai Pengemis itu sudah berlalu. Aku dan Gaza sudah sampai rumah, dan aku pikir Gaza sudah tidak mengingat kejadian itu lagi.
Waktu sudah menjelang Isya dimana waktunya Gaza untuk pergi tidur.
"Bunda, Gaza capek mau bobok..." katanya padaku
"Ok...Gaza sikat gigi, cuci kaki dan ganti baju terus bobok..." jawabku sambil mengingatkan rutinitas Gaza.
Aku siapkan semua keperluan Gaza untuk berangkat tidur...begitu dia sudah merebahkan tubuhnya di tempat tidur, tiba-tiba dia bertanya:
"Bunda, Kakek pengemis itu kalau makan gimana ya? kakek itu gak punya tangan..."tanyanya
" Ya pakai kaki ambil makannya, atau dusuapin sama cucunya atau anaknya..."jawabku
"kakek pengemis kasihan ya, bunda... Gaza mau suapin kakek pengemis itu..." lanjutnya.
"Gaza mau suapin kakek itu?" tanyaku terkagum-kagum.
"iya, bunda..." jawabnya. "Bunda kakek pengemis itu rumahnya dimana?" tanyanya dengan masih penasaran.
"kakek itu gak punya rumah...dia bobok di dekat eskalator yang kotor itu..."jawabku membangkitkan emosi Gaza.
"Bunda...Kakek pengemis itu biar bobok di rumah Gaza ya...Kakek itu suruh mandi dulu terus bobok di rumah Gaza, makan di rumah Gaza...biar gak sakit..."katanya dengan sedikit emosi.
"Boleh. Makanya Gaza sekolah yang pinter, rajin menabung...nanti uangnya buat membantu orang seperti kakek pengemis itu ya..." aku sedikit menenangkan hati Gaza.
"iya Bunda..." jawabnya
"Sekarang Gaza baca Do'a...terus tidur biar besok gak kesiangan....Good night Gaza... I love you...Assalamualaikum"sapaku mengantar tidur.
"Good night...i yuv yu ( ilove you)...Salaaaam.." jawabnya dengan gaya cadelnya...
Perasaanku sangat bangga melihat pertumbuhan putraku...mudah-mudahan apa yang dia inginkan barusan, ingin menyantuni orang-orang kurang beruntung akan terlaksana, AMIN. Bunda berdo'a untuk mu Nak...


Read more...

Tuesday, March 10, 2009

"GAZA HILANG DI MALL"

Awal Januari Kemaren aku bersama Gaza ( 3th) dan Ayahnya jalan- ke Mall karena Gaza mau mencari buku bacaan. Pada saat sibuk mencari keperluan masing-masing tiba-tiba aku teringat Gaza. Aku Tanya sama Ayahnya kemana Gaza gak kelihatan. Ayahnya bilang Gak tahu. Ayahnya hanya bilang: “ bentar lagi pasti ada pengumuman..”

Betul juga beberapa detik kemudian terdengar dari ruang informasi mengumumkan tentang anak hilang. Aku tersenyum-senyum sambil menuju kasir. Salah satu dari kasirnya Tanya sama aku:
“ itu yang hilang putra ibu ya?”
“ iya” jawabku
“Tadi putra ibu lewat sini kearah satpam.” Kasir menjelaskan sambil terkagum-kagum “ pantas ibu gak khawatir habis putranya pinter.” Lanjutnya kasir itu lagi.
Aku hanya senyum-senyum mendengar komentarnya.
Begitu keluar dari kasir tiba-tiba ada satpam yang menemuiku.
“Yang hilang putra ibu ya?” Tanya satpam
“ iya pak…” jawabku
“ tadi putranya lapor ke saya katanya bundanya hilang, kemudian saya bawa ke informasi.” Lanjut satpam itu lagi.

Aku sangat bangga sama anakku dia semakin dewasa bertindak, tidak cengeng, dan tidak ceroboh. Setelah mengucapkan terima kasih sama Satpam Aku langsung jemput putraku di informasi. Putraku senyum-senyum begitu melihat aku. Aku langsung peluk putraku sambil bertanya:
“ Tadi Mas Gaza kemana?”
“ Gaza nyari bunda, bunda hilang, Gaza bilang Pak Satpam.” Jawabnya dengan gaya cadelnya
“ Gaza gak naik escalator sendiri khan?” tanyaku lagi. Karena jujur saja aku rada resah takutnya kalau Gaza naik escalator sendirian. Atau ikut orang yang tidak di kenal.
“ Gaza masih kecil gak boleh naik escalator sendiri, Gaza tadi cari bunda aja.” Jawab Gaza lagi

Aku bangga sekali pada Putraku, ternyata dia menyerap semua informasi yang aku berikan. I love u Gaza, Bunda sayang Gaza….
Read more...

"I YUV U..."

Putraku diam-diam sudah mulai mengerti perasaan orang. Kadang kalau aku lagi emosi dengan putraku aku memilih diam. Aku sengaja gak banyak komentar tapi untuk sementara menghindar beberapa waktu.

Tapi memang betul trikku sangat jitu. Terbukti putraku langsung datang padaku, sambil berkata: "Bunda jangan marah...nanti Gaza sedih".
Biarpun pada saat itu emosiku lagi memuncak. Langsung lilih lantak.
"Tahu nggak kenapa Bunda marah?" tanyaku.
Bila kutanya seperti ini putraku diam. Mungkin tahu kesalahannya kali ya...

gaza nggak mau Bunda marah, khan?" tanyaku sedikit tegas.
"Bunda jangan marah...Gaza sedih. "Jawabnya sambil berkaca-kaca.
Aku peluk putraku."Mas Gaza nggak boleh ngulangi lagi ya..."
"Iya... " Jawabnya.Tiba-tiba meluncur dari mulutnya " I Yuv Yu....Bunda..."
I love you too...Gaza."jawabku penuh perasaan.

Hal -hal seperti inilah yang patut aku syukuri. Bahwa Pengorbananku selama ini untuk mendidik dia, ngawasin dia...ada hasilnya.Dia sangat mengerti dan peduli dengan lingkungannya. Dia juga mulai mengeti apa artinya berbagi dengan teman-temannya
Yang utama bagiku apabila dia salah dia tahu akan kesalahannya dan mau mengakui kesalahannya.
Sehingga apapun yang dia lakukan terhadap teman-temannya pasti ada konsekuensinya. Cuma aku tidak menerapkan hal ini terlalu keras, karena dia masih terlalu kecil.

Yang penting disini aku harus hati-hati bersikap, karena sekecil apapun sikapku akan termemori olehnya.
Read more...

Saturday, March 7, 2009

"BUNDA...GAZA SUDAH BESAR..."

Ada cerita lucu pengalaman mudik tahun kemaren. Waktu itu Gaza masih berusia 2.4 tahun. Karena perjalanan Batam - Jakarta sangat jauh aku terpaksa menggunakan pesawat terbang. Dimana Gaza sama sekali gak mau dianggap sebagai anak kecil alias "sok gedhe."

Tibalah saatnya persiapan keberangkatan. Semua koper aku persiapkan untuk mengangkut semua keperluan selama di Jawa. Tiba-tiba Gaza protes dengan logat cadelnya yang masih ternata-bata:

“Bunda, Gaza mau bawa koper sendiri…” rajuknya
“Nanti kalau kopernya hilang gimana?” Aku balik bertanya.“Mas Gaza pakai koper Bunda saja ya” Lanjutku lagi.
Tapi sepertinya Gaza kekeh ingin membawa kopernya sendiri. Setelah aku pikir-pikir akhirnya aku ijinkan tapi dengan syarat dia harus bawa kopernya sendiri tanpa bantuan Ayah dan Bundanya. Sebetulnya gak tega sih, tapi aku sekedar pingin tahu aja sampai dimana dia paham akan Tanggung jawab. Kalau belum paham sih gak apa-apa namanya juga masih umur 2 tahun.

Aku siapkan barang-barang yang akan dibawa Gaza, semua hasil pilihanku (mainan-mainan) dia singkirkan. Dia bilang: “ Gaza gak mau bawa ini Bunda.”
“ Memang kenapa, Mas Gaza?” Tanyaku penuh selidik.
“ Ini mainannya adik bayi, bunda.”Jawabnya ringan.
Akhirnya aku bebaskan dia menyiapkan keperluannya sendiri, seperti guling 'busuk', buku dongeng, dan segala macam mainan kesukaannya.

Tibalah saatnya cek-in, Gaza sudah pesan: “Gaza mau duduk sendiri, bunda.” Putraku dengan percaya diri ikut masuk dalam antrean panjang bersama Ayahnya dengan membawa tiketnya sendiri. Bahkan bording pun dia sendiri gak mau di bantuin sambil nenteng Tas kopernya. Aku dan Ayahnya hanya mengawasi dari dekat sekiranya Gaza bingung butuh bantuan.
Aku dan Ayahnya sampai berpikir dan bertanya dalam hati, apalagi ya yang akan Gaza lakukan didalam pesawat nanti? pokoknya aku sudah siap-siap jawaban untuk berbagai macam pertanyaannya.

Tapi Alhamdulillah, didalam pesawat dia sangat mudah diatur. Dia duduk manis sambil melihat gambar-gambar yang ada didalam buku dongeng kesukaannya. Aku baru sadar kalau Gaza kini sudah besar. Hati sangat terharu melihat kedewasaannya

Tapi sekarang yang penting akhirnya aku bisa istirahat dari semua pertanyaannya. Hihihi...
Read more...

"BUNDA, ALLAH DIMANA?"

Aku seorang ibu muda dengan satu orang putra bernama Muh. Gaza Ziaulhaq Athalah(GAZA) sekarang berusia 3.5 th.

Banyak sekali pengalaman yang aku dapatkan dari pengalaman yang membanggakan, menggelikan maupun yang menjengkelkan. Dan aku sangat bersyukur dapat merasakan dan bisa berbagi cerita dengan teman-teman di sini. Dan kebetulan juga putraku tergolong anak yang sangat aktif dengan daya tangkap yang bagus bila dibandingkan dengan anak seusianya.

Aku mendidik putraku sendirian tanpa bantuan seorang baby sitter. Bahkan aku sengaja resign dari pekerjaanku sebagai seorang engineer di sebuah perusahaan Jepang, Agar aku bisa memantau setiap detik pertumbuhannya dari mulai merangkak hingga dia mulai bisa berceloteh.Bakhan dia mulai bisa protes bila mendapatkan suatu hal yang tidak sesuai dengan kehendaknya. Bahkan disetiap tahap penting pertumbuhannya aku selalu mendokumentasikan agar bisa dijadikan bahan cerita jika kelak putraku dewasa.

3,5th sudah usia putraku, kini dia sudah bisa mengoperasikan Laptop guna berkomunikasi via chatting(web cam) bersama ayahnya dikantor, Dan sengaja aku memfasilitasi dia dengan permainan-permainan yang memancing daya imajinasi dan kreativitasnya. Putraku sangat tahu akan arti disiplin dan kebersihan misalkan gosok gigi sebelum tidur atau dia sangat tidak suka jika bantal gulingnya bau apek atau pesing.

Ada satu kejadian yang sangat menggelikan sekaligus aku harus berputar otak untuk menjawabnya. Putraku pernah menanyakan sesuatu dengan gaya bahasanya yang masih cadel,”Bunda, masjid itu apa?”
“Mas Gaza, Masjid tempat orang sholat, bisa juga disebut rumah Allah.”jawabku ringan. Dan aku pikir jawabanku itu sudah sangat memuaskan bagi Putraku. Eh, ternyata jawabanku itu belum memuaskan putraku.

Beberapa minggu kemudian sepulang dia dari Masjir bersama Ayahnya Putraku tiba-tiba bertanya sesuatu kepadaku,”Bunda, tadi Gaza ke Masjid Shalat sama Ayah, tapi Allah gak ada di rumah? Gaza mau main sama Allah.” Aku senyum-senyum mendengar pertanyaannya dia pikir Allah itu seperti teman sebayanya.
Aku peluk Putraku sambil aku pangku,” Mas Gaza kalau mau jadi teman Allah harus rajin Berdo'a, menurut nasehat Ayah dan Bunda dan Gak boleh nakal sama teman-teman.”
“Gaza suka berdo'a dan gak nakal, Bunda…”Jawab Putraku. (kebetulan Putraku sudah hafal beberapa do'a-do'a dan Surat Alfatikhah). ”Bunda terus Allah sekarang lagi dimana?” sepertinya putraku masih penasaran.
“Allah ada di surga, Mas Gaza.” Jawabku ringan.
“Surga itu apa, Bunda?”Kejarnya Lagi.
“Surga adalah hadiah dari Allah untuk anak-anak yang rajin berdo'a, nggak nakal dan nurut sama Ayah dan Bunda.” Aku sudah mulai ancang-ancang dengan pertanyaan berikutnya yang pastinya lebih heboh dari ujian semester. Aku juga berusaha untuk menerangkan dengan kalimat yang sesederhana mungkin sesuai dengan tahap usianya. Betul juga rupanya rasa penasaran Putraku semakin dalam.
“Bunda, kenapa Allah gak kasih hadiah mobil mainan MQ. Quin (salah satu tokoh karton dalam film CARS kesukaannya) aja?” Putraku bertanya dengan ekspresi wajah yang sangat serius.
“Jangankan MQ.Quin, Dog Hudson dan Tow Matter pun ada semua di surga.”
“Surga ada dilangit ya Bunda, dekat sama bintang ya. Bunda, Gaza mau jadi adik bayi bunda yang gak nakal. ”Dengan riang dan penuh kepuasan karena rasa ingin tahunya terpenuhi .

Hal-hal seperti inlah yang aku harus banyak belajar melalui dunianya, dengan kepolosan dan keceriaannya. Dimana anak adalah kertas putih yang dititipkan oleh Allah, dimana kita harus menuliskan sesuatu do'a dan harapan yang indah diatasnya dengan tinta yang bersih pula.
Mudah-mudahan putraku menjadi anak yang sholeh,dan pintar biar berguna bagi bangsa dan agama
Read more...