Saturday, March 7, 2009

"BUNDA, ALLAH DIMANA?"

Aku seorang ibu muda dengan satu orang putra bernama Muh. Gaza Ziaulhaq Athalah(GAZA) sekarang berusia 3.5 th.

Banyak sekali pengalaman yang aku dapatkan dari pengalaman yang membanggakan, menggelikan maupun yang menjengkelkan. Dan aku sangat bersyukur dapat merasakan dan bisa berbagi cerita dengan teman-teman di sini. Dan kebetulan juga putraku tergolong anak yang sangat aktif dengan daya tangkap yang bagus bila dibandingkan dengan anak seusianya.

Aku mendidik putraku sendirian tanpa bantuan seorang baby sitter. Bahkan aku sengaja resign dari pekerjaanku sebagai seorang engineer di sebuah perusahaan Jepang, Agar aku bisa memantau setiap detik pertumbuhannya dari mulai merangkak hingga dia mulai bisa berceloteh.Bakhan dia mulai bisa protes bila mendapatkan suatu hal yang tidak sesuai dengan kehendaknya. Bahkan disetiap tahap penting pertumbuhannya aku selalu mendokumentasikan agar bisa dijadikan bahan cerita jika kelak putraku dewasa.

3,5th sudah usia putraku, kini dia sudah bisa mengoperasikan Laptop guna berkomunikasi via chatting(web cam) bersama ayahnya dikantor, Dan sengaja aku memfasilitasi dia dengan permainan-permainan yang memancing daya imajinasi dan kreativitasnya. Putraku sangat tahu akan arti disiplin dan kebersihan misalkan gosok gigi sebelum tidur atau dia sangat tidak suka jika bantal gulingnya bau apek atau pesing.

Ada satu kejadian yang sangat menggelikan sekaligus aku harus berputar otak untuk menjawabnya. Putraku pernah menanyakan sesuatu dengan gaya bahasanya yang masih cadel,”Bunda, masjid itu apa?”
“Mas Gaza, Masjid tempat orang sholat, bisa juga disebut rumah Allah.”jawabku ringan. Dan aku pikir jawabanku itu sudah sangat memuaskan bagi Putraku. Eh, ternyata jawabanku itu belum memuaskan putraku.

Beberapa minggu kemudian sepulang dia dari Masjir bersama Ayahnya Putraku tiba-tiba bertanya sesuatu kepadaku,”Bunda, tadi Gaza ke Masjid Shalat sama Ayah, tapi Allah gak ada di rumah? Gaza mau main sama Allah.” Aku senyum-senyum mendengar pertanyaannya dia pikir Allah itu seperti teman sebayanya.
Aku peluk Putraku sambil aku pangku,” Mas Gaza kalau mau jadi teman Allah harus rajin Berdo'a, menurut nasehat Ayah dan Bunda dan Gak boleh nakal sama teman-teman.”
“Gaza suka berdo'a dan gak nakal, Bunda…”Jawab Putraku. (kebetulan Putraku sudah hafal beberapa do'a-do'a dan Surat Alfatikhah). ”Bunda terus Allah sekarang lagi dimana?” sepertinya putraku masih penasaran.
“Allah ada di surga, Mas Gaza.” Jawabku ringan.
“Surga itu apa, Bunda?”Kejarnya Lagi.
“Surga adalah hadiah dari Allah untuk anak-anak yang rajin berdo'a, nggak nakal dan nurut sama Ayah dan Bunda.” Aku sudah mulai ancang-ancang dengan pertanyaan berikutnya yang pastinya lebih heboh dari ujian semester. Aku juga berusaha untuk menerangkan dengan kalimat yang sesederhana mungkin sesuai dengan tahap usianya. Betul juga rupanya rasa penasaran Putraku semakin dalam.
“Bunda, kenapa Allah gak kasih hadiah mobil mainan MQ. Quin (salah satu tokoh karton dalam film CARS kesukaannya) aja?” Putraku bertanya dengan ekspresi wajah yang sangat serius.
“Jangankan MQ.Quin, Dog Hudson dan Tow Matter pun ada semua di surga.”
“Surga ada dilangit ya Bunda, dekat sama bintang ya. Bunda, Gaza mau jadi adik bayi bunda yang gak nakal. ”Dengan riang dan penuh kepuasan karena rasa ingin tahunya terpenuhi .

Hal-hal seperti inlah yang aku harus banyak belajar melalui dunianya, dengan kepolosan dan keceriaannya. Dimana anak adalah kertas putih yang dititipkan oleh Allah, dimana kita harus menuliskan sesuatu do'a dan harapan yang indah diatasnya dengan tinta yang bersih pula.
Mudah-mudahan putraku menjadi anak yang sholeh,dan pintar biar berguna bagi bangsa dan agama

No comments:

Post a Comment